Disuatu siang yang terik, Pak pedagang berjalan menyusuri perbukitan hendak pulang dari pasar. Di belakangnya berjalan seekor Keledai dan seekor Kuda peliharaannya. Mereka memang biasa diajak ke pasar untuk mengangkut dagangan atau belanjaan dari pasar.
Tampak si Keledai sudah kelelahan, dia berjalan sangat pelan karena di punggungnya penuh dengan barang bawaan yang tampaknya cukup berat baginya. "Kuda..!!! Tolong.... gantian bawakan barang ini, saya sudah sangat lelah dan tidak kuat lagi". keluh si Keledai kepada si Kuda. "Tidak!" kata si Kuda dengan tegas, dia menghentak-hentakkan kakinya sambil terus berjalan seolah mengejek. "Tolonglah!" pinta si Keledai, ia tersungkur karena kelelahan. Ia berusaha untuk berdiri dengan barang bawaan yang berat di punggungnya. "Tolong ambil beberapa bebanku saja, atau aku bisa mati karena beban yang terlalu berat ini." Si kuda menjawab dengan meledek, "Itu bukan tugasku, kenapa aku harus mengangkat barang bawaanmu itu?"
Tampak si Keledai sudah kelelahan, dia berjalan sangat pelan karena di punggungnya penuh dengan barang bawaan yang tampaknya cukup berat baginya. "Kuda..!!! Tolong.... gantian bawakan barang ini, saya sudah sangat lelah dan tidak kuat lagi". keluh si Keledai kepada si Kuda. "Tidak!" kata si Kuda dengan tegas, dia menghentak-hentakkan kakinya sambil terus berjalan seolah mengejek. "Tolonglah!" pinta si Keledai, ia tersungkur karena kelelahan. Ia berusaha untuk berdiri dengan barang bawaan yang berat di punggungnya. "Tolong ambil beberapa bebanku saja, atau aku bisa mati karena beban yang terlalu berat ini." Si kuda menjawab dengan meledek, "Itu bukan tugasku, kenapa aku harus mengangkat barang bawaanmu itu?"
Mereka lalu tetap berjalan, berbaris di jalan kecil yang naik turun di atas pegunungan. Si kuda berjalan dengan nyaman sambil memakan rumput-rumput yang menghijau. Tetapi si Keledai berjalan dengan kepala tertunduk, ekornya bergoyang-goyang mengusir kumpulan lalat yang mengganggunya. Terengah-engah ia berusaha berjalan dengan beban yang begitu berat di punggungnya. Tiba-tiba keledai itu jatuh tersungkur untuk yang kedua kalinya. Lututnya terluka, tertindih di bawah tubuhnya yang terjerembab di tanah.
Pak Pedagang yang berjalan beberapa langkah di belakangnya, melihat apa yang terjadi dan dengan cepat menghampiri Keledai itu. Ia melonggarkan tali yang mengikat beban si Keledai dan dengan cepat meletakkannya di atas punggung si Kuda. Ia lalu mengikat kaki-kaki keledai yang jatuh itu menjadi satu dan lalu menaikkan keledai di atas punggung si Kuda. "Benar-benar Apes saya!" si kuda terengah-engah sambil menggerutu. "Aku tidak kuat lagi mengangkat beban dan tubuh keledai sekaligus! Jika aku tahu bakal begini jadinya, aku tadi pasti menolongnya... Mengangkat barang bawaan saja tanpa ditambah tubuh si jelek Keledai ini.... Huuuhhh...!! Tapi bagaimana aku bisa tahu akan begini jadinya?"
Pesan Moral Dongeng Kisah Keledai dan Kuda adalah : Penyesalan selalu datang terlambat, Berbuat baik tidak akan merugikan kita. dengan berbuat baik, bBisa jadi kita bisa memperoleh kebaikan yang lain atau bisa jadi kita terhindar dari hal buruk. Menunda kebaikan bisa jadi akan mendatangkan hal buruk pada kita. Seperti halnya si Kuda, ia tidak mau menolong si keledai akibatnya dia bukan hanya harus mengangkut barang bawaan si keledai, tapi dia juga harus mengangkut tubuh si keledai diatas punggungnya karena si keledai sudah tidak bisa berjalan.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.
0 Response to "Kisah Keledai dan Kuda"
Posting Komentar